Tugas Nabi Menurut Al-Quran

I. Apa saja yang BUKAN tugas Nabi?

Dalam AlQur’an, gambaran tentang Nabi bukanlah sang pemaksa (jabbar) terhadap umatnya. Juga bukan sosok yang punya wewenang mengontrol (musaythir) terhadap tindakan manusia lain. Artinya, peran Nabi bukanlah sebagai penguasa politik. Nabi juga bukan seorang hafidz ataupun wakil. Artinya: Nabi bukanlah pengawas, guardian, atau orang yang mesti bertanggung jawab terhadap perilaku umatnya. Boro-boro sebagai “polisi moral”. Sangat Tidak!!

Simaklah ayat2 di bawah ini:

Barangsiapa yang menta’ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta’ati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari keta’atan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. (QS 4:80)

“Dan kaummu mendustakannya (azab), padahal azab itu benar adanya. Katakanlah: ‘Aku ini bukan orang yang diserahi (untuk) mengurus urusanmu’.” – (QS.6:66)

“Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mempersekutukan(-Nya). Dan Kami tidak menjadikan kamu pemelihara bagi Barangsiapa yang menta’ati mereka; dan kamu sekali-kali bukanlah pemelihara bagi mereka.” – (QS.6:107)

Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya? (QS 10: 99)

Katakanlah:` Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu kebenaran (Al quran) dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya itu untuk kecelakaan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu `.(QS 10: 108)

Rabb-mu lebih mengetahui tentang kamu. Dia akan memberi rahmat kepadamu, jika Dia menghendaki, dan Dia akan mengazabmu, jika Dia menghendaki. Dan Kami tidaklah mengutusmu untuk menjadi penjaga bagi mereka (atas semua perbuatannya).” – (QS.17:54)

“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an), untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk, maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat, maka sesungguhnya, dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali, bukanlah orang yang bertanggung-jawab terhadap mereka.” – (QS.39:41)

Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka (QS 88:21-22).

Image

II. Kalau begitu, tugas Nabi Muhammad menurut AlQur’an apa dong?

AlQur’an menggambarkan Nabi sebagai sosok pemberi peringatan (nadzir, mundzir). Juga sebagai pemberi kabar baik (basyir). Tugas Nabi hanyalah menyampaikan risalah kenabian kepada umatnya (balagh).

Simaklah ayat2 ini:

“Jika mereka berpaling, maka Kami tidak mengutus kamu, sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah)…(QS42:48)

Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, dan engkau bukanlah seorang yang berkuasa memaksa mereka. Oleh itu, berilah peringatan dengan Al-Qur’an ini kepada orang yang takutkan janji azab-Ku. (QS 50:45)

Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka (QS 88:21-22).

Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfa’atan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”. (QS7:188)

Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: “Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat?” Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu. (QS 11:12)

Orang-orang yang kafir berkata: “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda (kebesaran) dari Tuhannya?” Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk. (QS 13:7)

Katakanlah: “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan yang nyata kepada kamu”. (QS 22: 49)

Tidak diwahyukan kepadaku, melainkan bahwa sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata”. (QS 38:70)

Dan ta’atlah kamu kepada Allah dan ta’atlah kamu kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (QS5:92)

Apakah (mereka lalai) dan tidak memikirkan bahwa teman mereka (Muhammad) tidak berpenyakit gila. Dia (Muhammad itu) tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan lagi pemberi penjelasan. (QS 7: 184)

Jika mereka tetap berpaling, maka sesungguhnya kewajiban yang dibebankan atasmu (Muhammad) hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (QS 16:82)

Dan Kami turunkan (Al-Qur’an) itu dengan sebenar-benarnya dan Al-Qur’an itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. (QS 17:105)

Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan hanya sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. (QS25: 56)

Dan supaya aku membacakan Al-Qur’an (kepada manusia). Maka barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barangsiapa yang sesat maka katakanlah: “Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan”. (QS 27:92)

Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan. Dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.(QS 33: 45-46)

Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (QS: 34:28)

Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan. (QS 35:24)

Katakanlah: “Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan”. (QS 46:9)

Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. (QS 48:8)

Dan ta’atlah kamu kepada Allah dan ta’atlah kamu kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (QS 5:92)

III. Kesimpulan

Kalau umat Islam memang betul2 mau meneladani Nabi dalam menegakkan syi’ar Islam, mestinya mereka melakukannya sebagai dakwah. Esensi dakwah itu tidak lain adalah ajakan dan undangan kepada kebaikan. Namanya saja undangan. Tentu saja dengan cara sukarela. Kalau ada yang menolak undangan tersebut, maka itu menjadi tanggung jawabnya sendiri di akhirat kelak.

Syiar Islam dengan cara tekanan, paksaan dan intimidasi, apalagi dengan kekerasa sangatlah bertentangan dengan teladan Nabi Muhammad SAW seperti digambarkan Qur’an. Dengan kata lain: sangat tidak Qur’ani.

Wallahu a’lam bi al-shawab. Sekian.

Diambil dari kyai sahal/inspirasi.co

Leave a comment